Thursday, May 13, 2010

dilupakan? jangannnnnn......

Berangkat – 1 April 2010

 

Original route (tanpa ganti pesawat):

Apr 1, 2010 - KL-810 – Jakarta – Amsterdam – 18:50/05:55

Apr 2, 2010 - KL-1791 – Amsterdam – Munich – 07:35/09:00

 

Tiba-tiba pagi-pagi di telepon KLM, katanya karena ‘over booking’ (kok bisa ya) beberapa penumpang terpaksa dipindahkan ke:

LH-779 – Jakarta – Singapore – 19:00/21:45

SQ-334 – Singapore – Paris – 23:40/07:05

LH-4210 – Paris – Munich – 08:45/10:15

 

Mau apa lagi, harus nurut kan.  Apalagi sector yang panjang ‘Singapore-Paris’ naik SQ, so pasti nyaman lah.  Selain itu berangkat dari Jakarta serta sampai di Munich waktunya tidak terlalu jauh berbeda.  Okay lah kalau begitu. 

 

Sehari sebelum berangkat, kami sudah diwanti-wanti oleh tetangga yang pramugari, agar check-in lebih awal.  Imigrasi saat itu baru kira-kira seminggu memakai system baru, yang membuat antreannya puanjang sekaleeee…..  Kami berangkat dari rumah jam 3pm.  Setelah urusan check-in selesai, ground crew Lufthansa menyuruh kami untuk langsung ke imigrasi.  Ngurus ‘bebas fiskal’ sebentar, terus masuk antrean yang masih belum panjang.  Tak lama kemudian, wouw  ….. ‘ular naga panjangnya, bukan kepalang’ …..  Kami memang lebih suka lebih awal dari pada buru-buru dan senewen.

 

Berangkat menuju Singapore, dan tiba di Singapore.  Cepat-cepat kami cari ‘transfer desk’ yang ada disemua terminal (Changi memang canggih).  Tapi, apa yang terjadi?  Petugas di transfer bilang bahwa nama kami tidak ada di system SQ!!!!  Lemes lah kami.  Terus musti gimana nih?  Ini kan tanggung jawab KLM yang memindah-mindah kami.  Petugas check-in desk langsung menghubungi kantor KLM yang ada di Changi.  Kelihatannya KLM ngotot bahwa kami berdua sudah OK sehingga e-ticket bisa di-issue.   Kemudian petugas ngomong: “Please wait till 11pm.  We will put you on a priority waiting list.”….. dan langsung menelpon bagian bagasi untuk tahan luggage kami!!!!  Itu sudah jam 10:10pm.  Kami pasrah, tapi terus berharap agar bisa dapat seat (namanya gak pasrah ya).  Jam 11pm mas Agni balik ke check-in desk.  Puji TUHAN, masih bisa dapat seat walaupun terpisah, gak masalah.  Yang penting tetap bisa berangkat, karena nun jauh disana sudah menanti perjalanan yang sudah lunas terbayar semua.  Kalau batal kan jadi ‘bego’.

 

Ketika kami mau meninggalkan transfer area, ada orang Indonesia menyapa kami: “Mau ke Amsterdam juga ya bu?”  Saya: “Iya pak, terus ke Munich.  Tapi sama KLM dipindahkan ke LH dan SQ.”  Orang itu: “Iya nih, saya juga begitu, sekarang gak tau musti gimana.”  Kasihan juga orang itu.  Selanjutnya kami tidak tahu, karena kami harus buru-buru, karena harus sudah boarding.

 

Sampai di Paris, Charles de Gaulle Airport .  Kami masih punya waktu 1 jam 40 menit.  Keluar pesawat harus lewat antrean puanjang imigrasi/security check.  Setelah security check, kami tanya orang, dimana check-in-desk Lufthansa.  Orangnya nunjuk sembarangan.  Kami ikuti arahnya, ternyata tempat boarding Lufthansa yang akan kami naiki ….  Balik lagi, nyari-nyari orang yang bisa beri info baik dan benar.  Akhirnya ada yang bisa ngasih tahu: “ Lufthansa check-in desk is in the first floor – you have to go up using  the escalator to 5th floor, then going down using lift.”  Apa gak bingung ….  Mau turun kok malah disuruh naik…..  Sambil lari-lari dan setengah dongkol, akhirnya ketemu juga.  Untung petugas check-in-desk Lufthansa baik dan sangat membantu.  Setelah dikasih boarding pass, disuruh segera ke waiting room yang ada di lantai 4, karena tinggal 30 menit lagi berangkat!!!!!!   Halah…. lari-lari lagi, balik ketempat boarding yang sudah kami ‘kunjungi’.  Slamet, slamet, dibelakang kami ternyata masih banyak yang ngantri.

 

Sampailah di Munich.  Gak ada imigrasi/security check lagi, jadi jalan aja terus sampai ke tempat baggage claim.  Koperku sudah keluar.  Tunggu punya tunggu kok koper mas Agni gak keluar-keluar.  Sampai semua koper habis-bis, tetep gak keluar.  “Ayo mas, ke ‘lost and found’ – lapor kopermu ilang.”  Di ‘lost and found’ – petugas mencatat nomor penerbangan, passport – diminta itinerary hotel tempat menginap.  Habis itu mas Agni dikasih ‘overnight kit’ yang isinya: satu t-shirt, odol dan sikat gigi, sabun, sisir, cukuran jenggot dan cream-nya,  dan uang €100 (buat beli baju mungkin).  Mereka janji, kalau koper ketemu akan dikirim ke hotel.  Nah, di Munich kami sudah memesan jemputan dan sudah bayar in advance.  Tapi, karena kami terlambat keluar lebih dari satu jam (gara-gara ngurus koper ilang), jadi kena denda €20.  Masih untung €80 kan…

 

Sampai di hotel …. Kamar belum siap, baru akan siap sekitar jam 3pm.  Koper kami titipkan di ‘gudang’ hotel dan kami keluar cari makan siang di train station yang dekat dengan hotel.  Karena udara dingin, kami tidak terlalu merasa lelah.  Sekitar jam 3-an kami balik ke hotel dan kamar kami sudah siap.  Untung, setiap perjalanan ke LN, saya selalu siapkan baju satu setel di tas jinjing, jadi mas Agni bisa mandi dan ganti baju bersih.  Tidur deh…..  Istirahat dari kelelahan …. kelelah hati dan pikiran.

 

Jam 5:30pm ada telpon dari receptionist:  Lufthansa called that your luggage is found and will be delivered to the hotel soon.  Horeeeeee…… ketemu.  Yang paling penting adalah, semua charger ada di koper mas Agni!!!  Lha rak matek to yen ilang.  Jam 6:00pm kami turun.  Sambil nunggu koper datang, sebaiknya jalan-jalan, sekalian cari makan malam, selagi pikiran sudah mulai tenang.  Ketika kami balik ke hotel lagi sekitar jam 9pm, kopernya mas Agni sudah ada dan dalam keadaan ‘tempat geret’nya pecah!!!  Yang penting dalemnya gak kurang satupun.

 

baru sampai, belum tahu kalau kopernya 'ketlingsut'

·····

 

Terima kasih TUHAN.  Kami yakin ENGKAU mengiring langkah kami, terbukti dalam kebingungan ENGKAU memberi ketenangan pada diri kami.

 

 

8 comments:

  1. ternyata bukan indonesia aja yang semrawut.... tapi semua berakhir dengan lancar diselingi dengan was2 waktu ada delay penerbangan gara2 gunung meletus.... tapi itu bumbunya suatu perjalanan....

    ReplyDelete
  2. betul Oma. waktu mau pulang kan ada berita lagi 'new ash' sampai ireland airport di tutup ....

    ReplyDelete
  3. Pas ngalaminnya pasti tegang banget ya, Tan, tapi pas semuanya sudah lewat, malah jadi cerita seru.

    ReplyDelete
  4. iya lah..... dinegara antah berantah, gak musti ngapain ...... welehhhhhh

    ReplyDelete