Thursday, December 30, 2010

kasihannnnn.....

caribbean - dec 31, 2010

 

Ada teman se-paduan suaraku, tetapi sudah luama sekali nggak aktif.  Dia seorang wanita yang biasa-biasa saja.  Pertama kali kenal ya biasa-biasa saja, nggak ada yang istimewa.  Lama-lama kok aku merasa orang ini aneh.  Kalau ketemu di gereja sehabis kebaktian, ya kita selalu saling menyapa, tidak lebih dari itu.  Kita sebut saja namanya mbak’E

 

Beberapa tahun lalu ‘belahan hatiku’ harus rawat inap di rspp.  Mbak’E ini, yang sudah sekian tahun gak ketemu, nengok.  Wah, terima kasih sekali mbak’E atas perhatiannya.  Setelah jam bezoek selesai, dan kamar rawat sudah mulai sepi, aku menerima telpon dari mbak’E katanya: “mbak Ninik, tadi aku njatuhin uang di kamar, apa sudah diliat dan diambil?”  Aku: “wah, gak ada tuh.  Coba nanti tak carinya.”  Mikir…… kalau mau ngasih, kenapa gak langsung dikasih aja?  Aneh.  Aku cerita ke saudaraku yang masih ada di kamar, dia malah bilang: “wong edan mbak, gak usah di reken.”

 

Waktu berlalu….. tahun lalu (2009), sehabis natal, mbak’E telpon.  Mengucapkan selamat natal bla-bla-bla….  Terus dia bilang: “mbak Nik, aku kirim buku-buku sudah diterima?”  Aku: “buku apa ya, kok gak ada ya.”  Mbak’E: “oooo belum ya.  Terus aku juga kirim uang dengan ‘telepati’ apa sudah sampai?”  Aku dalam hati: “ampyuuunnnn…. wong apa to iki?”  Aku: “enggak terima mbak.”

 

Terus dia cerita lagi: “aku waktu itu ke daerah ciledug, mau mampir ke rumah mbak Ninik tapi gak bawa alamatnya.  Aku sekarang lagi sakit mbak, kepalaku berdarah terus gak mau berhenti.”  Aku: “lho sakit apa to, apa sudah ke dokter?”  Mbak’E: “sudah, tapi belum ketauan sakit apa.”  Bla-bla-bla….. akhirnya aku yang memutus telpon, takut ‘ketularan’ gila…

 

Beberapa kali setelah itu mbak’E masih menelponku dengan cerita yang diluar pikiran normal.  Selalu tentang kirim barang atau uang dengan telepati….. ckckckkckck.  No. hp-nya aku catat.  Kalau yang nelpon dia, gak tak angkat…..  kacian deh.

 

Eeeeee tadi pagi, aku lagi ganti sprei, ada telpon dari mbak’E dan tak angkat.  Tanya-tanya yang gak penting dan tak jawab sekenanya, karena aku juga gak fokus ke telepon.  Lagi-lagi dia bilang: “mbak, aku pernah kirim uang pakai telepati terima gak?  Terus juga pernah kirim buku didalamnya ada uangnya, sudah diterima?”  Aku: “mbak, kalau kirim pakai telepati mana sampai?  Itu kan dunia maya ……” (lha kok aku ngeladeni orang edan ya….. J)  Biar gak lama-lama bicara, aku bilang 'selamat tahun baru' dan memutus telepon.

 

Sebetulnya, kasian orang itu.  Kayaknya perlu dibawa ke psikiater.  Kalau liat orangnya sih biasa-biasa saja, kayak orang normal dan kepalanya gak berdarah-darah.  Tapi kalau bicara bertatap mata, keliatan kalau pandangan matanya kosongggggg…. Gak focus.  Mungkin dia mempunyai angan-angan ngirimi aku uang ya….  Mungkin di ‘dunia’ khayalannya….. sambil mengangguk …. *tuing*…. Uangnya sampai di tabunganku.  Kacian…..

 

Apapun mbak’E…. TUHAN kiranya menyertaimu.

Monday, December 27, 2010

Natal = Kasih

Natal adalah sukacita

Natal adalah harapan

Natal adalah KASIH

KASIH itu adalah KRISTUS

Yang datang kedunia, menjelma menjadi manusia

Membawa keselamatan bagi umat manusia

 

(Yohanes 3: 16: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.)

 

Bukan hanya saat Natal saja saling berbagi kasih

Yang berupa kado-kado Natal

Tapi berbagi kasih harus dilakukan setiap hari

Karena DIA mengajarkan kasih

Hendaknya kita pun, setiap hari,melimpahkan kasih kepada sesama

 

1 Korintus 13: 1 s/d 13

13:1        Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

13:2        Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

13:3        Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

13:4        Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

13:5        Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

13:6        Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.

13:7        Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

13:8        Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.

13:9        Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.

13:10     Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.

13:11     Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

13:12     Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

13:13     Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah KASIH.

 

bsd city - 28.12.2010