Monday, March 17, 2008

'sampai maut memisahkan kita'

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sangat mengharukan

ketika sang isteri harus berjalan dengan tongkat

melewati jalan setapak yang basah dan licin

sang suami dengan suka-cita menggendongnya

menjaga sang isteri agar tidak terpeleset

 

Mengingatkan kita semua pada janji

yang kita ucapkan didepan altar

‘sampai kematian memisahkan kita’

 

Janji Mempelai Laki-laki:

Di hadapan Allah dan Jemaat-Nya aku mengaku dan menyatakan menerima dan mengambilmu menjadi isteriku.  Sebagai suami yang beriman, aku berjanji akan memelihara hidup kudus denganmu, dan akan tetap mengasihimu pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, dan tetap memeliharamu dengan setia, sampai kematian memisahkan kita.

 

Janji Mempelai Perempuan:

Di hadapan Allah dan Jemaat-Nya aku mengaku dan menyatakan menerima dan mengambilmu menjadi suamiku.  Sebagai isteri yang beriman, aku berjanji akan memelihara hidup kudus denganmu, dan akan tetap mengasihimu pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, dan tetap memeliharamu dengan setia, sampai kematian memisahkan kita.

 

 

(mohon maaf bagi eyang berdua, karena kami memasang photo yang sangat unique ini.   kami sangat terkesan dengan apa yang terjadi)

Wednesday, March 12, 2008

seremmmmmmm.....

dunia kok serem amat ya

langit gelap, kayak mau runtuh aja

hujan deras pakai angin

pasti banyak genangan dimana-mana

wuihhhh..... pulang kantor pasti macet berat

sampai rumah jam berapa ini?

ohhh.... ya sudah lah, dinikmati aja ....

 

Monday, March 10, 2008

Hipertensi

March 4, 2008

 

11:45 – di kantor

 

“Mim, aku baru saja ke dokter, kepalaku sakit.  Ternyata tekanan darahku tinggi, 200/120.  Dokter saranin aku opname, menurutnya tekanan segitu sudah ber-resiko.  Aku keringat dingin sampai bajuku basah kuyup.  Aku nurut aja sama dokter ya, dari pada ada apa-apa.  Aku sekarang di temani pak Pratik menuju RS Kasih Ibu.  Mim gak usah kuatir, temenku di Solo banyak kok.“

 

Panggggg...........  rasanya kayak disamber geledeg.  Kata ’tekanan darah tinggi’ dan ’opname’ membuat aku bingung, bingung dan kuatir.  Mas Agni kena tekanan darah tinggi?  Harus opname?  Di Solo?  Pikiran negative ada di pikiranku.  Ya TUHAN, beri aku kekuatan.  Rasanya pengin nangis, tapi tak tahan-tahan, malu dibilang cemen, aleman ....  sampai sakit rasanya dadaku.  Aku terus berdoa, dan berdoa.  Aku harus kuat, aku harus bisa berpikir jernih, dan aku harus nyusul mas Agni ke Solo.

 

Bersyukur, rumah sakit Kasih Ibu termasuk dalam daftar rujukan asuransi.  Cepat-cepat aku telpon pak Pratik memberikan nomor polis dan lain-lain yang diperlukan, sementara Venia di kantor menghubungi CAR Insurance untuk dapat mengeluarkan surat jaminan ke RS Kasih Ibu.  Kabar dari pak Pratik: “Kamar Super VIP ada tempat tidur untuk penunggu, bapak sudah di infus.  Saya nemenin bapak, bu.”

 

Langkah kedua mencari pesawat.  Sore itu pesawat ke Solo sudah penuh.  Kalau mau lewat Jogya dan disambung taxi ke Solo.  Mas Agni menelpon dan menyarankan aku pakai 1st flight hari Rabu saja, karena toch sudah banyak teman yang menungguinya di Solo.  OK – ticket akhirnya sudah ditangan – saudara dekat udah tak kabari kalau mas Agni sakit ..... pyuhhhh.....  Telpon pak Pratik lagi dan minta tolong untuk menemani mas Agni malam itu.

 

Sesiangan aku tidak bisa konsentrasi ke pekerjaan.  Pikiranku ke Solo terus.  Apa yang terjadi, aku gak tau.  Tapi aku terus berdoa agar tidak terjadi hal-hal yang buruk....

 

18:00 – 22:00 - dirumah

Sampai di rumah, mulai packing.  Apa yang mau dibawa?  Kalau mau jalan-jalan, tau berapa hari dan banyak baju yang harus dibawa.  Tapi kalau mau nungguin orang sakit di luar kota?  Yah, siapin baju untuk, at least, 5 hari.  Karena harus nginep di rumah sakit, jadi musti bawa anduk, sprei(!), sandal ..... sampai kopernya penuh-nuh dan berat.

 

March 5, 2008

 

03:00 dini hari aku terbangun dan tidak bisa tidur lagi.  Jadi lebih baik aku mandi dan persiapan terakhir sebelum berangkat.

 

04:05 dengan taxi menuju airport.

 

05:10 ketika sedang check-in di counter Garuda, mas Agni menelpon.  Suaranya lebih segar dari kemarin siang: “Mim dimana?” - Aku: “Lagi check-in. Gimana rasanya, mas?” – Mas Agni: “Lumayan, sudah gak pusing tapi rasanya ngantuk terus.”

 

07:30 landing dengan selamat di Adisumarmo, Solo.  Nunggu bagasi sebentar dan sudah dijemput oleh Ibu Lilik dari Proyek Bengawan Solo.

 

08:15 sampai di RS Kasih Ibu – langsung naik ke lantai 4 – Ayodya 4.  Mas Agni lagi duduk di pinggir tempat tidur.  Wajahnya kuyu tapi matanya tertawa.  Kata pak Pratik: “Bapak tidur terus bu.“  Ya syukurlah, bisa tidur nyenyak berarti mempercepat kesembuhan.  Aku lega liat keadaan mas Agni yang utuh.  Tidak ada yang aneh-aneh yang ku takutkan.  Mas Agni cerita bahwa, dokter yang nangani adalah specialist syaraf.  Mungkin takut kalau ada kelumpuhan.

 

Bayangan negative tentang rumah sakit di Solo sirna.  Ternyata bersih dan perawatnya ramah-ramah.  Pikiran negative lain, di Solo aku bakalan kesepian karena tidak punya teman.  Ternyata dari pagi sampai sore tamu yang nengok mas Agni tidak putus-putus.  Teman-teman kantor yang ikut ’rakor’ di Solo, ada yang lagi rapat di Jogya, ada ibu-ibu (isteri-isteri) proyek Bengawan Solo.  Saudaraku dari Salatiga, Mbak Djudjuk dan mas Ning, mas iparku dari Yogya, mas Kardjo.  Semuanya merupakan support moral bagiku....

 

15:00 dokter syaraf yang menangani mas Agni datang dan memeriksa tensi yang sudah turun menjadi 150/90.  Dan ..... dokter bilang mas Agni boleh pulang!!!!  Puji TUHAN.

 

Lega aku.  Lega karena mas Agni sudah pulih (walaupun belum 100%).  Lega karena tidak perlu nginep di rumah sakit, yang bersebelahan dengan sebuah makam!

 

Buru-buru aku menelpon kantor Garuda untuk cari seat, balik ke Jakarta hari Jumat, 7 Maret – 1st flight.  Dapat, walaupun harus nambah biaya.  Kemudian minta tolong kantor membuatkan reservasi di Novotel untuk dua malam, biar mas Agni dapat istirahat dulu.  Pas magrib kami tiba di hotel dan tidak kemana-mana lagi.

 

Terima kasih TUHAN

atas kasih dan pimpinan-MU

semuanya sudah tersedia bagiku

sehingga semua berjalan sesuai dengan kehendak-MU

sertai kami untuk menapaki hari-hari kami ke depan

karena tanpa ENGKAU

kami tidak dapat berbuat apa-apa

Amin.

 

Catatan:

Baru kali ini pergi ke Solo hanya ’ngendon’ d hotel.  Keluar hanya makan siang dan malam saja.  Selebihnya baca buku dan nonton tv di kamar, sementara mas Agni tidur.  Jadi seperti nunggu di rumah sakit, tapi gak ada infus .....