Thursday, August 14, 2008

bawang bombay

Artikel dibawah ini dikirim oleh teman sekantor, dan meminta tanggapan teman-teman sekantor lainnya:

 

 

 

Kehidupan Itu seperti Bawang Bombay
Kehidupan itu bagaikan bawang bombay. Ketika di kupas selapis demi selapis, akan habis. Dan adakalanya kita dibuat menangis.

 

Menjelang istirahat suatu kursus pelatihan, sang pengajar mengajak para peserta untuk melakukan suatu permainan. 'Siapakah orang yang paling penting dalam hidup Anda?' Pengajar meminta bantuan seorang peserta maju ke depan kelas. "Silakan tulis 20 nama yang paling dekat dengan kehidupan Anda saat ini!"

Peserta perempuan itu pun menuliskan 20 nama di papan tulis.
Ada nama tetangga, teman sekantor, saudara, orang-orang terkasih dan lainnya. Kemudian pengajar itu menyilakan memilih, dengan mencoret satu nama yang dianggap tidak penting. Lalu siswi itu mencoret satu nama, tetangganya.

Selanjutnya pengajar itu menyilakan lagi siswinya mencoret satu nama yang tersisa, dan siswi itu pun melakukannya, sekarang ia mencoret nama teman sekantornya. Begitu seterusnya. Sampai pada akhirnya di papan tulis hanya tersisa 3 nama. Nama orang tuanya, nama suami serta nama anaknya.

Di dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi. Semua peserta pelatihan mengalihkan pandangan ke pengajar. Menebak-nebak apa yang selanjutnya akan dikatakan oleh pengajar itu. Ataukah, selesai sudah tak ada lagi yang harus di pilih.

Namun dikeheningan kelas sang pengajar berkata : "Coret satu lagi!" Dengan perlahan dan agak ragu siswi itu mengambil spidol dan mencoret satu nama. Nama orang tuanya. "Silakan coret satu lagi!" Tampak siswi itu larut dalam permainan ini. Ia gelisah. Ia mengangkat spidolnya tinggi-tinggi dan mencoret nama yang teratas dia tulis sebelumnya. Nama anaknya. Seketika itu pun pecah isak tangis di kelas.

Setelah suasana sedikit tenang, pengajar itu lalu bertanya : "Orang terkasih Anda bukan orang tua dan anak Anda? Orang tua yang melahirkan dan membesarkan Anda. Anda yang melahirkan anak. Sedang suami bisa dicari lagi. Mengapa Anda memilih sosok suami sebagai orang yang paling penting dan sulit dipisahkan?"

Semua mata tertuju pada siswi yang masih berada di depan kelas. Menunggu apa yang hendak dikatakannya. "Waktu akan berlalu, orang tua akan pergi meninggalkan saya. Anak pun demikian. Jika ia telah dewasa dan menikah, ia akan meninggalkan saya juga. Yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya."



Belum tahu jawaban teman-teman lain.  Tapi teman yang mengirimkan artikel ini dan saya, setuju dengan ’pilihan peserta kursus’ tersebut.  Walau mungkin dibilang kejam, tak punya perasaan dll, tapi pilihan orang tersebut masuk akal.  Terlebih orang seperti saya ini, yang tak ber-anak   Jadi, suamiku ya temenku, sahabatku, pacarku, kekasihku, belahan hatiku, sayang-sayangku ....   Dan saya tahu, pilihan suamiku juga sama .....   Kalau gak sama, pasti saya gak diajak kemana-mana .....

 

Ada pilihan lain?  Silakan lho....  wong gak bayar kok ....

9 comments:

  1. hmm ..bagus bude blog nya,
    ada benernya juga sama jaawaban nya..
    se'enggaknya di tiga pilihan terakhir dia udah naro nama orang tua, anak, dan kekasihnya..
    huhuhuhu...

    sedihh bacanya..

    ReplyDelete
  2. uwh... so suwiiit.... *wink2* :)

    ReplyDelete
  3. Hetsotnya ga nahaaaan....!! :)))
    *you look pretty*

    ReplyDelete
  4. Ciyeh... pantes hedshotnya ganti...
    :-D

    Duh, kalo aku milih siapa ya...
    :-|

    ReplyDelete
  5. Saya rasa saya juga akan memilih yang sama tuh. Jadi ingat masa muda dulu ya, hetsotnya bagus deh

    ReplyDelete
  6. wah..bagus...!....
    .........
    ...........

    ReplyDelete
  7. wah, mengharukan mbak cerita bikinannya pelatih itu. Bagus untuk menegaskan '... yang dipersatukan Tuhan...' dst. O,ya gambar baru imuut lho.

    ReplyDelete
  8. kalau aku pilih siapa ya???????????????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    ReplyDelete