Sunday, October 30, 2005

Selamat Jalan Bung!

Selamat jalan Bung!


 


Bung Willem atau Butita atau Bu saja, itulah panggilannya.


 


Dia saya kenal 14 tahun lalu


ketika dia adalah anggota baru di PS Galilea


nyong Ambon, yang bersuara bagus, yang anggota bass


yang adalah ternyata seorang STh dari Ujung Pandang


yang adalah juga anggota Sion Singer


 


Bung Willem adalah sosok sederhana, sosok yang ramah


yang wajahnya selalu dihiasi senyum, selalu menyapa siapapun


dia orang yang baik hati


 


Butita adalah pendamai dan ‘pendingin’ suasana panas


dia seorang penyabar, sabar dalam menghadapi segala situasi


serta sabar menghadapi orang siapa saja


dan tentu saja, sabar dalam ‘perjuangannya’ selama 4 tahun


sampai akhirnya, pada tangal 1 September 1999


ditahbiskan menjadi pendeta jemaat


 


Ketika panggilan pelayanan merubahnya


merubahnya untuk dipanggil ‘Pak Pendeta’


Butita tidak berubah


tetap seorang Bung Willem yang saya kenal tahun 1991


tetap sederhana, baik hati, ramah dan murah senyum


 


Hanya 3 hari Butita sakit


hanya 6 tahun dia melayani sebagai pendeta jemaat


TUHAN ternyata lebih menyayanginya


TUHAN memanggilnya pulang, TUHAN menjemputnya


hari Senin, 24 October 2005, jam 7:45


 


Berita kepergiannya mengejutkan semua orang


semua orang tidak percaya dan berusaha menyangkal


tapi itu sebuah kenyataan bahwa, Bung Willem sudah pergi


sudah bersamaNYA


jasadmu disemayamkan di gereja selama 3 hari


 


Bu, andai saja kamu bisa menyaksikan


begitu banyak orang datang


untuk mengucapkan ‘selamat jalan’ padamu


itulah buah pelayananmu


begitu banyak jemaat yang menyayangimu


semua mempunyai kenangan indah tentangmu


semua membicarakan kebaikkanmu


 


Kami semua sedih


sedih, karena kehilangan Pendeta


yang sangat memperhatikan jemaatnya,


yang selalu bersedia mendengarkan keluhan,


yang wajahnya selalu tersenyum,


yang tidak pernah membeda-bedakan,


dan masih banyak kebaikan lain, yang patut diteladani oleh para jemaat.


 


Kami sedih, karena kehilangan seorang teman,


yang rendah hati, yang bersuara bagus,


yang bisa diajak bercanda maupun serius,


dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikannya,


yang patut diteladani oleh teman-temannya


 


Tapi kami harus bersuka-cita,


karena Bu sekarang sudah bersama TUHAN,


tidak lagi ada sakit, sedih, capek.


Bu sekarang sedang bernyanyi bersama malaikat.


 


Selamat jalan Pendeta Willem, Bung  Willem, Butita,


kenangan tentang Anda, akan ada terus dalam hati kami.


 


Jakarta, October 2005

3 comments:

  1. ten, bapak & ibu sampun perso lewat email wingi kuwi. turut berbelasungkawa.

    ReplyDelete
  2. Aku baru liat2 blog2 lamanya tenik, eh ketemu tentang Butita. Masih aja keluar air mata kalo mbaca yang ada hubungannya dengan dia. hik..hik..hik..

    ReplyDelete
  3. cengeng achhhhhhhhhhh ..... :) memang dia baik ya.

    ReplyDelete