caribbean - dec 31, 2010
Ada teman se-paduan suaraku, tetapi sudah luama sekali nggak aktif. Dia seorang wanita yang biasa-biasa saja. Pertama kali kenal ya biasa-biasa saja, nggak ada yang istimewa. Lama-lama kok aku merasa orang ini aneh. Kalau ketemu di gereja sehabis kebaktian, ya kita selalu saling menyapa, tidak lebih dari itu. Kita sebut saja namanya mbak’E
Beberapa tahun lalu ‘belahan hatiku’ harus rawat inap di rspp. Mbak’E ini, yang sudah sekian tahun gak ketemu, nengok. Wah, terima kasih sekali mbak’E atas perhatiannya. Setelah jam bezoek selesai, dan kamar rawat sudah mulai sepi, aku menerima telpon dari mbak’E katanya: “mbak Ninik, tadi aku njatuhin uang di kamar, apa sudah diliat dan diambil?” Aku: “wah, gak ada tuh. Coba nanti tak carinya.” Mikir…… kalau mau ngasih, kenapa gak langsung dikasih aja? Aneh. Aku cerita ke saudaraku yang masih ada di kamar, dia malah bilang: “wong edan mbak, gak usah di reken.”
Waktu berlalu….. tahun lalu (2009), sehabis natal, mbak’E telpon. Mengucapkan selamat natal bla-bla-bla…. Terus dia bilang: “mbak Nik, aku kirim buku-buku sudah diterima?” Aku: “buku apa ya, kok gak ada ya.” Mbak’E: “oooo belum ya. Terus aku juga kirim uang dengan ‘telepati’ apa sudah sampai?” Aku dalam hati: “ampyuuunnnn…. wong apa to iki?” Aku: “enggak terima mbak.”
Terus dia cerita lagi: “aku waktu itu ke daerah ciledug, mau mampir ke rumah mbak Ninik tapi gak bawa alamatnya. Aku sekarang lagi sakit mbak, kepalaku berdarah terus gak mau berhenti.” Aku: “lho sakit apa to, apa sudah ke dokter?” Mbak’E: “sudah, tapi belum ketauan sakit apa.” Bla-bla-bla….. akhirnya aku yang memutus telpon, takut ‘ketularan’ gila…
Beberapa kali setelah itu mbak’E masih menelponku dengan cerita yang diluar pikiran normal. Selalu tentang kirim barang atau uang dengan telepati….. ckckckkckck. No. hp-nya aku catat. Kalau yang nelpon dia, gak tak angkat….. kacian deh.
Eeeeee tadi pagi, aku lagi ganti sprei, ada telpon dari mbak’E dan tak angkat. Tanya-tanya yang gak penting dan tak jawab sekenanya, karena aku juga gak fokus ke telepon. Lagi-lagi dia bilang: “mbak, aku pernah kirim uang pakai telepati terima gak? Terus juga pernah kirim buku didalamnya ada uangnya, sudah diterima?” Aku: “mbak, kalau kirim pakai telepati mana sampai? Itu kan dunia maya ……” (lha kok aku ngeladeni orang edan ya….. J) Biar gak lama-lama bicara, aku bilang 'selamat tahun baru' dan memutus telepon.
Sebetulnya, kasian orang itu. Kayaknya perlu dibawa ke psikiater. Kalau liat orangnya sih biasa-biasa saja, kayak orang normal dan kepalanya gak berdarah-darah. Tapi kalau bicara bertatap mata, keliatan kalau pandangan matanya kosongggggg…. Gak focus. Mungkin dia mempunyai angan-angan ngirimi aku uang ya…. Mungkin di ‘dunia’ khayalannya….. sambil mengangguk …. *tuing*…. Uangnya sampai di tabunganku. Kacian…..
Apapun mbak’E…. TUHAN kiranya menyertaimu.
waahh arep ngguyu tapi kok mesakke. aku ya mau dong bagi2 duit 'pakai telepati' =))
ReplyDeleteaku ya terima lewat telepati.... heheheheheh.... met taon baru ya Ta... tgl 2 ketemu di rumah senayan ya....
ReplyDeleteyap! sampai ketemu tahun depan! (guyon usang :D)
ReplyDeleteMam saya kirim foto pake telepati sdh diterima atau belum ? trus uang 1 trilyun yang saya kirim lewat mimpi 3 hari lalu sdh diterima juga ?.........*maap gak bisa nahan komen....:D*
ReplyDeletesudah bu kumendan, sudah saya terima di 'virtual account' saya.... :D
ReplyDeletekliatannya dia ngefans sekali sama mbak niniek, telpon di hp, di rumah, di fb juga kah?
ReplyDeleteuntung mung duwe no hp-ku. kayake dia gak main internet deh, secara gak 'genep' gitu....
ReplyDelete