Tadi pagi (May 1, 2012), sekitar jam 09:00 , sambil gunting kuku sehabis ngepel kamar, pikiran melayang kemasa-masa masih bekerja. Rasanya saat ini saya sangat bersyukur, bersyukur sudah terlepas dari routinitas kantoran dan jalanan macet (yang kabarnya sekarang semakin macet); bersyukur karena boleh melewatkan masa-masa itu dengan baik; bersyukur karena masih diberi kekuatan dan kesehatan untuk melakukan hal-hal yang saya inginkan disaat usia semakin tua. Terima kasih banyak ya TUHAN-ku, ENGKAU selalu memberi yang terbaik sesuai dengan kehendak-MU.
Ohhhh….indahnya menikmati rumah. Menikmati hal-hal yang waktu ngantor tidak mungkin dilakukan. Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka, gak perlu dandan , ganti legging dan kaos siap untuk jalan kaki cepat. Wuih segarnya udara pagi, masih bersih, apalagi kalau semalam habis hujan…. sueger sekali. 30 sampai 45 menit cukup. Sampai dirumah menemani suami sarapan dan mengantar suami berangkat kantor (pensiunan yang disuruh kerja lagi). Suami pergi, bersih-bersih kamar, nyapu, ngepel. Selesai beberes, duduk manis mengeringkan keringat sambil nonton tv dan minum teh atawa kupi panas . Keringat kering, mandi. Habis mandi, seger, buka laptop…. bermain dengan dunia maya or games . Walaupun gak ada teman di rumah (ada pembantu sih), bisa ngobrol dengan suami atau teman lewat ‘yahoo messager’ atawa ‘facebook’ atawa, kalau penting sekali ya telepon toh . Jam 1:00pm makan siang deh. Habis makan, kalau ngantuk ya tidur, kalau enggak ngantuk ya baca or internet-an or nonton tv or apa saja yang lagi ingin dikerjakan. Memerintah diri sendiri, gak diperintah.
Tapi hal satu ini masih tetap seperti jaman kerja dulu, selalu mengharap hari libur or week-end!! Karena suami juga pasti libur, jadi bisa pergi-pergi berdua . Pergi yang dekat-dekat saja, yang kira-kira tidak kena macet ber-jam-jam…. capek deh! Kalau pergi ke tempat yang macet-macet itu karena terpaksa, harus ke kondangan, harus pergi ke arisan keluarga, harus pergi karena ada kematian, harus pergi karena harus ke gereja. Pokoknya segala sesuatu yang harus lah.
Inilah ‘dunia’ku sekarang. Walaupun ‘beban hidup’ selalu ada, tapi disikapi dengan penuh ke pasrahan pada TUHAN, karena yakin bahwa DIA tidak pernah meninggalkan kehidupan kami dan menyertai kami setiap saat.