Tuesday, May 25, 2010

SMS

May 25, 2010

 

03:11pm – WIB

mas Agni:  “flight jam 17:25 WITA, skrg udah di bandara”

aku:  ‘berarti sampai di Jakarta sekitar jam 18:25 WIB dong’

 

05:10pm – WIB

mas Agni:  “mendarat lagi di Makassar karena roda pesawat gak bisa dimasukin”

aku: ‘weleh, mudah-mudahan gak ada apa-apa ya’

 

………. perasaanku jadi gak enak, ngebayangin yang enggak-enggak ..........

badanku rasanya dingin….. kaki dingin, tangan dingin

sambil liat tv, tapi pikiranku kemana-mana…. gak focus

mencoba berpikir positive bahwa itu rencana-NYA

pesawat masih belum jauh dari Makassar, sehingga masih bisa balik lagi

 

06:29pm – WIB

aku: ‘belum ada tanda-tanda berangkat?  kalau musti nginep ya nginep aja, yg penting selamat pulang.

mas Agni: “dibatalkan.  belum tau kemungkinannya.  mudah-mudahan bisa malam ini.

aku: ‘batal?  opo arep diganti pesawat?

 

….. ya wis biarin kalau musti nginep, daripada maksa pulang pakai pesawat bodhol…..

 

07:20pm – WIB

hp-ku bunyi.

mas Agni: “Mim, boarding.  Naik merpati.”

aku: ‘okay, tak tunggu.’

 

TUHAN, terima kasih atas rencanamu

Sertailah perjalanan pasanganku dan seluruh penumpang

Agar sampai dirumah masing-masing dengan selamat

Amin.

 

….. sekarang aku sedang menunggunya pulang …

bsd city - 20:35-wib

 

Thursday, May 20, 2010

oooohhhh.....

Kenapa aku hari ini jadi ‘moody’?

Kenapa aku hari ini gampang meneteskan air mata?

Mungkin karena:

 

Kemarin pagi aku buka internet

Status bu Shila: ‘I am sad, so sad…’

Aku telepon bu Shila, ternyata suaminya kena serangan jantung dan dirawat di rumah sakit

Aku memahami perasaan bu Shila, pasti sedih dan bingung

Aku ikut prihatin dan berdoa untuk pak Imam – semoga cepat pulih

 

 

Kemarin sore ke rumah sakit - nengok mbak Penk yang habis di operasi tumor kepala

Kaget juga melihatnya, karena mbak Penk yang biasanya banyak ngomong dan periang, harus berbaring dengan selang dan infuse.  Walaupun ada selang ditenggorokannya, mbak Penk mau makan sedikit-sedikit karena pengin cepet pulih.  Cepat sembuh mbak, dalam doa syafaat kami mendoakan kesembuhanmu.

 

 

Pagi ini buka email.  Ada email dari Meta:

 

Dear Patgulipers,

Ternyata Virna sudah dijemput oleh Tuhan. Kaget juga saya mendengarnya dan membacanya dari fb-nya Adep. Saya terakhir ketemu Virna di Plaza Indonesia entah beberapa tahun yang lalu tanpa sengaja ketemuan. Jadi ingat waktu sekamar sama Virna dan Monic di Makassar yang ngobrol nggak habis-habis sampai azan Subuh. Ternyata ibu guru cantik ini terpaksa meninggalkan kita duluan. Mohon salam dari kami sekeluarga untuk keluarga Virna. Kalau ada anggota Patgulipers yang akan melayat tolong salam saya disampaikan.

Salam dari Tokyo,

Meta

 

Aku kenal Virna ketika ikut PTD Tanjung Priok.  Ketika di Gereja Tugu, kami sama-sama naik mimbar untuk memotret suasana gereja dari atas.  Ketemu Virna lagi di PTD Tana Toraja dan kami satu bis – BIS-4.  Setelah PTD Bis-4 sempat ketemuan di Plaza Senayan.

Waktu menikah Virna undang teman-teman di Bis-4 untuk datang ke resepsi di Aryadhuta Hotel, katanya pengin photo bareng, tapi gak ada yang bisa datang.

Tiba-tiba pagi ini ada berita Virna sudah dipanggil TUHAN.  Kaget se-kaget-kagetnya.

Selamat jalan Virna – TUHAN mengasihimu dan memberikan yang terbaik buatmu.

DIA sudah menantimu di sorga.

 

Pagi ini aku jadi ‘cengeng’, aku nangis.

Banyak peristiwa yang membuatku jadi sedih.

Membayangkan bu Shila yang hatinya bingung suaminya sakit; membayangkan mbak Penk yang terbaring, tapi tegar karena ingin cepat sembuh; membayang Virna bu guru yang baik hati sudah pergi.

 

 

Dan kemudian aku sadar, sesadar-sadar-nya, semuanya terjadi diluar perhitungan manusia.  Hanya TUHAN yang maha tahu.  Hanya kepada-NYA-lah kita seharusnya berserah, pasrah, karena TUHAN akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua.  Kehendak-MU jadilah ya TUHAN.

 

May 21, 2010

Monday, May 17, 2010

kereta malam

April 22, 2010 – Amsterdam – Koebenhavn (Copenhagen) – Night train

 

Ticket and Reservation:

CNL-40447, Coach 201, Bed Nos. 11-15 – 19:01/10:06

 

Setelah beristirahat selama 9 malam 10 hari di Delft, kami meneruskan perjalanan ke Scandinavia, untuk bergabung dengan tour ‘FOCUS ON SCANDINAVIA”.  Dari Amsterdam ke Copenhagen kami naik CNL (City Night Line) dan masih menggunakan fasilitas Eurailpass ‘Point to Point’.  Tahun 2001 kami pernah naik night train dari Geneva ke Lourdes.  Waktu itu rasanya ‘stress’, karena Lourdes bukan tujuan akhir kereta, jadi hati kami tidak tenteram, takut ‘kebablasan’.  Kali ini kami tidak stress, malahan ‘looking forward’, karena Koebenhavn adalah tujuan akhir kereta.

 

Kami meninggalkan Delft jam 16:54.  Kira-kira satu jam perjalanan, sampailah kami di Amsterdam.  Kami masih punya waktu satu jam.  Sementara menunggu, mas Agni membeli bekal, karena ini perjalanan yang sangat puanjanggggg….. 15 jam.  Kira-kira jam 18:45 ada rangkaian kereta CNL datang.  Puanjangggg sekali.  Gerbong-gerbong bertuliskan kota tujuan, misalnya: Warsaw, Berlin, Koebenhavn dll.  Rangkaian panjang ini akan memendek sedikit demi sedikit, memisahkan diri.  Kalau tidak salah ‘perpisahan’ rangkaian dilakukan di Dusseldorf dan Hamburg.

 ‘Kamar’ kami terletak di ujung, bersebelahan dengan toilet!  Toiletnya bersih.  Selain wastafel dan wc, ada tempat shower dengan air panas-dingin.  Keuntungan dekat toilet, kalau perlu ke belakang dekat.  Ruginya, agak sedikit terganggu dengan suara ‘flush’ dan orang ‘wira-wiri’.

 

Kamar kami sebetulnya diperuntukkan 3 orang, tapi yang dirubah menjadi tempat tidur hanya 2 saja, yang membuat kami yakin bahwa kamar itu hanya untuk kami berdua.  Koper dua-duanya masuk kamar sehingga ruang gerak jadi sempit.  Sebetulnya dibagian atas ada tempat koper khusus, tapi koper terlalu berat untuk diangkat keatas!  Di pojok kiri ada semacam lemari.  Curious, tak buka…. ternyata wastafel kecil yang diterangi 2 lampu neon kecil.  Di rak kanan tergantung 2 handuk kecil, di rak kiri ada 2 gelas air putih.  Oooo…. tempat gosok gigi dan cuci muka.

 

Petugas yang in-charge di gerbong meminta dan menyimpan ticket kami serta mencatat pilihan minuman untuk sarapan besok pagi.  Oooo….., ternyata dikasih sarapan to, tiwas beli sangu banyak sekali.  Setelah selesai catat mencatat, saya minta tolong agar tempat tidur bawah dilipat jadi tempat duduk dulu, nanti kalau sudah mau tidur baru dijadikan tempat tidur.

 

Kereta mulai bergerak.  Pintu kamar kami buka, agar tidak merasa terkungkung diruangan yang sempit.  Gordijn juga kami buka.  Sekitar jam 8:30pm mas Agni naik untuk tidur.  Saya duduk sendiri sambil melihat keluar.  Setelah  diluar betul-betul gelap, gordijn saya tutup.  Sekitar jam 10-an saya keluar kamar, karena mendengar kamar sebelah sedang rapi-rapikan tempat tidur.  Kebetulan petugas-in-charge ada disitu, jadi saya sekalian minta tolong  untuk merubah tempat duduk menjadi tempat tidur.  Tiduran sambil selimutan, anget, lama-lama tertidur juga.  Sementara setiap kali kereta berhenti, saya terbangun dan buka gordijn sedikit, ngintip apa yang terjadi diluar.

 

Sebelum bell ‘wake-up call’ berbunyi, kami sudah bangun, sudah gosok gigi dan rapi-rapi diri dan tempat.  Tak lama kemudian petugas-in-charge datang merubah tempat tidur menjadi tempat duduk; dan kemudian datang kembali membawa nampan berisi coffee and tea dan sarapan kami dalam box: baguette kecil isi ham, butter croissant, keju, butter, jam dan juice.

 

Sampai di Koebenhavn jam 10:06 pagi.  Untung Koebenhavn train station tidak sedang di renovasi, jadi ada escalator.  Pertama-tama yang kami cari sesampai di ‘lobby’ adalah tempat tukar uang.  Di Denmark, walaupun termasuk EU, masih tetap mempertahankan DK – Danish Kronor.  Setelah punya DK baru bisa beli local train ticket yang menuju Osterport, dimana hotel kami berada.

 

Comfort Osterport Hotel persis diseberang station kereta api, tinggal nyeberang jalan saja.  Hotel ini tidak mempunyai lift, hanya tangga biasa.  Kami check-in dan langsung dapat kamar.  Kamar kami hampir diujung dan bersebelahan dengan jalan kereta api.  Untungnya suara kereta tidak ‘mengganggu’ pendengaran.  Setelah mandi, makan siang bekal yang tersisa, kami jalan-jalan keluar.  Heran, perjalanan 15 jam, tapi gak terasa capek.  Mungkin karena kami dua-dua bisa tidur nyenyak semalaman.

 

 

Sunday, May 16, 2010

ayo kawanku lekas naik, keretaku tak berhenti lama

EURAILPASS

Eurail Select Pass for 5 Countries - April 4 – 13, 2010

 

Tahun 2001 adalah pengalaman pertama kami naik kereta api di Europe dengan menggunakan Eurailpass, dengan tujuan: Frankfurt–Geneva–Zermatt–Lourdes–Pari s–Amsterdam.  Tahun 2010 ini kedua kalinya kami bepergian menggunakan Eurailpass.  Tujuan kami: Munich-Praha-Budapest-Vienna-Salzburg-Amsterdam.  Agar perjalanan lebih nyaman, kami minta travel agent untuk menyiapkan:

 

- Ticket - ‘Eurail Select Pass for 5 countries’ – yang harus di ‘validate’ di Eurailpass Office di kota awal naik kereta.  Sedangkan kolom ‘day and date’ harus diisi sendiri oleh penumpang setiap hari bepergian dengan kereta dan tidak boleh lupa.

- Seat reservation - Lembaran terpisah, yang mencantumkan nama dan no. kereta, no. gerbong, no. tempat duduk.  Petugas kereta akan memeriksa ticket beserta lembar reservasi. 

- Hotel reservations - Hotel yang terdekat dengan station kereta, untuk mempermudah dan memper-ringan beban para pengguna kereta api .  Tidak ada porter!  Harus tarik dan angkat koper sendiri.  Harus ‘otot kawat balung wesi’…..

 

Jadwal perjalanan kami adalah sebagai berikut:

4-Apr-10

Munchen

Nuernberg

ICE-724 – Coach 28

8:55

9:57

Nuernberg

Praha Hlavni

BUS-1053 – Coach 1

10:45

14:30

6-Apr-10

Praha Hlavni

Wien Meidling

EC-75 – Coach 372

8:39

13:23

Wien Meidling

Budapest Keleti

RJ-63 – Coach 257

14:05

16:49

8-Apr-10

Budapest Keleti

Vienna Westbhf

RJ-62 – Coach 256

9:10

12:08

10-Apr-10

Vienna Westbhf

Salzburg

EC-162 – Coach 311

9:20

11:59

13-Apr-10

Salzburg hbf

Frankfurd Main HB

EC-318 – Coach 272

9:51

15:40

Frankfurd Main HB

Amsterdam CS

ICE-122 – Coach 28

16:29

20:25

Catatan: - pengguna Eurailpass adalah penumpang 1st class; - jadwal kereta selalu tepat, jadi sebaiknya sudah siap di platform paling lambat 5 menit sebelumnya.

·····

Berikut sedikit catatan tentang hotel dan train station.

 

Munich – Apr 2-4, 2010

Hotel:

Hotel Germania, 2.5 stars – Schwanthalerstr 28 - kira-kira berjarak 200 meter dari station kereta.  Ada lift, tapi untuk sampai ke kamar harus melewati 5 anak tangga sambil angkat koper.  Kamarnya kecil, tapi bersih, terutama selimutnya.  Fasilitas sangat standard, tidak ada hotpot, minibar, maupun free wifi.  Hanya disediakan handuk dan sabun.  City Centrum bisa dicapai 10 menit dengan berjalan kaki.

 

Muenchen Deutsche Bahn:

Sangat menyenangkan, karena semua platform kereta ada dibawah, mempermudah dan menyamankan penumpang.  Schedule board sangat jelas.  Fasilitas station bagus.  Tersedia escalator maupun tangga biasa untuk mencapai lantai 2, dimana terdapat beberapa café dan tempat tunggu; dan Burger King!  Bagian depan station adalah toko-toko souvenir dan café, begitu pula di lobby.  Jadi orang bisa sarapan, makan siang ataupun makan malam di station sambil menunggu jam keberangkatan.

Perjalanan kami berawal dari Munich.  Kereta ICE-724 menuju Nuernberg melaju dengan kecepatan ‘265km/hour’ – tertulis di layar.  Sampai di Nuernberg kami harus ganti kereta/bus.  Di lembar reservasi tertulis Bus-1053, ini yang membuat kami bingung.  Ternyata itu memang bus (lha wong ditulisnya bus, ya bus), milik Deutsche Bahn.  Hampir saja kami menuju local bus station yang berjarak kira-kira 300m dari station.  Untung kami melihat double decker bus parkir persis di depan station, di depan tanda “Expressbus – Nuernberg-Praha”, jadi tidak perlu tarik koper jauh-jauh!!!  Deck bawah untuk penumpang 1st class, yang ternyata hanya kami berdua.  Nuernberg-Praha ditempuh dalam waktu 3.5 jam, lewat highway.  Tidak terasa capek, karena bis nyaman, space luas dan kecepatannya constant, gak bikin deg-degan.

 

Praha – Apr 4-6, 2010

Hotel:

Chopin Hotel, bintang 3, Oplatalove 33.  Letaknya persis di depan Praha Hlavni Nadrazi (Central Station).  Tersedia lift.  Kamar luas, bersih.  Kamar mandi terang, putih dan bersih.  Fasilitas kamar sangat standart, tidak ada hotpot, hanya peralatan mandi saja.  Centrum dan pusat wisata tidak jauh, bisa ditempuh dengan berjalan kaki.  Central station persis berseberangan.

 

Praha Hlavni Nadrazi (Praha Central Station):

Terdiri dari bangunan lama dan baru.  Antara kedua bangunan tersebut sebetulnya dipisahkan oleh jalan besar, akan tetapi dibuat tersambung dengan manis.  Lantai satu bangunan baru adalah toko-toko souvenir dan restaurant.  Naik ke lantai 2 menggunakan escalator adalah tempat pembelian ticket, information center, money changer.  Lantai 2 ini ada di bawah jalan raya.  Di lantai 2 terdapat lorong bercabang-cabang ke atas menuju ke platform-platform di lantai 3, yang adalah bangunan lama.  Untuk naik ke lantai 3 disediakan escalator, jadi para penumpang tidak perlu angkat koper.

Dari Praha menuju Budapest,kami harus ganti kereta di Wien Meilding, Austria.  Sampai di Budapest sudah menjelang jam 17:00.  Kami baru tiba di hotel satu jam kemudian, karena ‘perjalanan’ menuju hotel cukup membingungkan dan melelahkan.

 

Budapest – Apr 6-8, 2010

Hotel:

Mercure Metropol Hotel, 3.5 stars.  Bangunan kuno, terletak di Rakoczi ut 58.  Dulu namanya Metropol Hotel, diambil alih oleh Accor Group dan dinamakan Mercure Metropol.  Letaknya di tengah-tengah kota.  Centrum agak jauh, tapi masih bisa ditempuh dengan jalan kaki, atau naik metro.  Standard room betul-betul standard, hanya disediakan peralatan mandi saja.  Dengan menambah €20/night, bisa upgrade kamar menjadi ‘premium’ dengan fasilitas: hotpot, minibar, slipper dan free internet access.  Kamar tidur dan bath room bersih.  Nuansa kamar warna merah!!!!

 

Sebetulnya letak hotel tidak terlalu jauh dari train station, hanya 2 stop saja dengan menggunakan metro.  Yang membuat report adalah menuju ke dan dari metro station harus melewati pertokoan bawah tanah dengan menggunakan tangga biasa, kemudian turun dan naik escalator bersudut 45°.  Waktu sampai di Budapest, kami agak kebingunan ketika sampai di pertokoan bawah tanah.  Banyak sekali jalan keluar ke jalan raya.  Sampai 3 kali kami naik turun tangga, baru menemukan jalan yang betul.

 

Budapest Keleti Train Station:

Budapest Keleti bangunannya cantik, bangunan kuno yang terawat.  Untuk masuk ke lobby, harus naik beberapa anak tangga landai.  Platform ada di satu lantai.  Station cukup bersih.

Vienna – Apr 8-10, 2010

Hotel:

Mercure Wien Westbahnhof Hotel, Felberstrasse -  Accor Group, 3.5 stars.  Letaknya persis diseberang kiri sation.  Untuk mendapat fasilatas hotpot, minibar dan free internet access harus meng-upgrade kamar dengan menambah €20/night.  Kamarnya kecil, tapi bersih.  Local transportation berupa bus, tram dan metro ada di seberang train station.  Dibalik halte tram, bus dan metro adalah Mariahilfer Street yang dipenuhi dengan segala macam toko dan restaurant, bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

 

Vienna Wienwestbahnhof:

Karena sedang di renovasi, jadi tidak bisa lihat keindahan dan kecantikan train station ini.  Tampak depan, lobby dan pertokoan ditutup dengan triplex.  Untuk meninggalkan dan menuju platform, saat itu, harus naik tangga yang cukup tinggi.

 

Salzburg – Apr 10-13, 2010

Hotel:

Ramada Hotel, Sudtirolerplatz 13, 4 stars.  Hotel masih cukup baru.  Lokasinya satu pelataran dengan train station dan local bus station, jadi sangat strategis..  Kamar cukup besar, bersih, tapi tidak ada hotpot, minibar maupun free wifi.  Kalau mau internet-an harus ke lobby.  Complement: air soda! (kembung deh)

 

Salzburg Hbf:

Saat itu Salzburg Hbf sedang direnovasi besar-besaran.  Jadi tidak tahu bentuk sebenarnya.  Untung saja petunjuknya cukup jelas, tidak menyesatkan orang.  Untuk menuju platform, saat itu, harus menggunakan tangga biasa, yang cukup panjang dan berliku.

 

 

Kami tinggal di Salzburg 4 hari 3 malam, untuk kemudian meneruskan perjalanan ke Amsterdam.  Perjalanan dari Salzburg ke Amsterdam 10 jam dan kalau tidak salah hitung, melewati 32 tunnel yang puanjang-puanjang!!!!  Sampai di Amsterdam jam 20:25,  sudah mulai gelap , tapi kami harus meneruskan perjalanan ke Delft (satu jam lagi), yang merupakan tujuan akhir.

 

©©©©©

 

Usailah perjalanan lintas negara dengan memakai ‘SelectPass for 5 countries’: Austria, Benelux, Chez Republic, Germany and Hungary.  Banyak cerita, banyak kenangan.

 

 

Thursday, May 13, 2010

dilupakan? jangannnnnn......

Berangkat – 1 April 2010

 

Original route (tanpa ganti pesawat):

Apr 1, 2010 - KL-810 – Jakarta – Amsterdam – 18:50/05:55

Apr 2, 2010 - KL-1791 – Amsterdam – Munich – 07:35/09:00

 

Tiba-tiba pagi-pagi di telepon KLM, katanya karena ‘over booking’ (kok bisa ya) beberapa penumpang terpaksa dipindahkan ke:

LH-779 – Jakarta – Singapore – 19:00/21:45

SQ-334 – Singapore – Paris – 23:40/07:05

LH-4210 – Paris – Munich – 08:45/10:15

 

Mau apa lagi, harus nurut kan.  Apalagi sector yang panjang ‘Singapore-Paris’ naik SQ, so pasti nyaman lah.  Selain itu berangkat dari Jakarta serta sampai di Munich waktunya tidak terlalu jauh berbeda.  Okay lah kalau begitu. 

 

Sehari sebelum berangkat, kami sudah diwanti-wanti oleh tetangga yang pramugari, agar check-in lebih awal.  Imigrasi saat itu baru kira-kira seminggu memakai system baru, yang membuat antreannya puanjang sekaleeee…..  Kami berangkat dari rumah jam 3pm.  Setelah urusan check-in selesai, ground crew Lufthansa menyuruh kami untuk langsung ke imigrasi.  Ngurus ‘bebas fiskal’ sebentar, terus masuk antrean yang masih belum panjang.  Tak lama kemudian, wouw  ….. ‘ular naga panjangnya, bukan kepalang’ …..  Kami memang lebih suka lebih awal dari pada buru-buru dan senewen.

 

Berangkat menuju Singapore, dan tiba di Singapore.  Cepat-cepat kami cari ‘transfer desk’ yang ada disemua terminal (Changi memang canggih).  Tapi, apa yang terjadi?  Petugas di transfer bilang bahwa nama kami tidak ada di system SQ!!!!  Lemes lah kami.  Terus musti gimana nih?  Ini kan tanggung jawab KLM yang memindah-mindah kami.  Petugas check-in desk langsung menghubungi kantor KLM yang ada di Changi.  Kelihatannya KLM ngotot bahwa kami berdua sudah OK sehingga e-ticket bisa di-issue.   Kemudian petugas ngomong: “Please wait till 11pm.  We will put you on a priority waiting list.”….. dan langsung menelpon bagian bagasi untuk tahan luggage kami!!!!  Itu sudah jam 10:10pm.  Kami pasrah, tapi terus berharap agar bisa dapat seat (namanya gak pasrah ya).  Jam 11pm mas Agni balik ke check-in desk.  Puji TUHAN, masih bisa dapat seat walaupun terpisah, gak masalah.  Yang penting tetap bisa berangkat, karena nun jauh disana sudah menanti perjalanan yang sudah lunas terbayar semua.  Kalau batal kan jadi ‘bego’.

 

Ketika kami mau meninggalkan transfer area, ada orang Indonesia menyapa kami: “Mau ke Amsterdam juga ya bu?”  Saya: “Iya pak, terus ke Munich.  Tapi sama KLM dipindahkan ke LH dan SQ.”  Orang itu: “Iya nih, saya juga begitu, sekarang gak tau musti gimana.”  Kasihan juga orang itu.  Selanjutnya kami tidak tahu, karena kami harus buru-buru, karena harus sudah boarding.

 

Sampai di Paris, Charles de Gaulle Airport .  Kami masih punya waktu 1 jam 40 menit.  Keluar pesawat harus lewat antrean puanjang imigrasi/security check.  Setelah security check, kami tanya orang, dimana check-in-desk Lufthansa.  Orangnya nunjuk sembarangan.  Kami ikuti arahnya, ternyata tempat boarding Lufthansa yang akan kami naiki ….  Balik lagi, nyari-nyari orang yang bisa beri info baik dan benar.  Akhirnya ada yang bisa ngasih tahu: “ Lufthansa check-in desk is in the first floor – you have to go up using  the escalator to 5th floor, then going down using lift.”  Apa gak bingung ….  Mau turun kok malah disuruh naik…..  Sambil lari-lari dan setengah dongkol, akhirnya ketemu juga.  Untung petugas check-in-desk Lufthansa baik dan sangat membantu.  Setelah dikasih boarding pass, disuruh segera ke waiting room yang ada di lantai 4, karena tinggal 30 menit lagi berangkat!!!!!!   Halah…. lari-lari lagi, balik ketempat boarding yang sudah kami ‘kunjungi’.  Slamet, slamet, dibelakang kami ternyata masih banyak yang ngantri.

 

Sampailah di Munich.  Gak ada imigrasi/security check lagi, jadi jalan aja terus sampai ke tempat baggage claim.  Koperku sudah keluar.  Tunggu punya tunggu kok koper mas Agni gak keluar-keluar.  Sampai semua koper habis-bis, tetep gak keluar.  “Ayo mas, ke ‘lost and found’ – lapor kopermu ilang.”  Di ‘lost and found’ – petugas mencatat nomor penerbangan, passport – diminta itinerary hotel tempat menginap.  Habis itu mas Agni dikasih ‘overnight kit’ yang isinya: satu t-shirt, odol dan sikat gigi, sabun, sisir, cukuran jenggot dan cream-nya,  dan uang €100 (buat beli baju mungkin).  Mereka janji, kalau koper ketemu akan dikirim ke hotel.  Nah, di Munich kami sudah memesan jemputan dan sudah bayar in advance.  Tapi, karena kami terlambat keluar lebih dari satu jam (gara-gara ngurus koper ilang), jadi kena denda €20.  Masih untung €80 kan…

 

Sampai di hotel …. Kamar belum siap, baru akan siap sekitar jam 3pm.  Koper kami titipkan di ‘gudang’ hotel dan kami keluar cari makan siang di train station yang dekat dengan hotel.  Karena udara dingin, kami tidak terlalu merasa lelah.  Sekitar jam 3-an kami balik ke hotel dan kamar kami sudah siap.  Untung, setiap perjalanan ke LN, saya selalu siapkan baju satu setel di tas jinjing, jadi mas Agni bisa mandi dan ganti baju bersih.  Tidur deh…..  Istirahat dari kelelahan …. kelelah hati dan pikiran.

 

Jam 5:30pm ada telpon dari receptionist:  Lufthansa called that your luggage is found and will be delivered to the hotel soon.  Horeeeeee…… ketemu.  Yang paling penting adalah, semua charger ada di koper mas Agni!!!  Lha rak matek to yen ilang.  Jam 6:00pm kami turun.  Sambil nunggu koper datang, sebaiknya jalan-jalan, sekalian cari makan malam, selagi pikiran sudah mulai tenang.  Ketika kami balik ke hotel lagi sekitar jam 9pm, kopernya mas Agni sudah ada dan dalam keadaan ‘tempat geret’nya pecah!!!  Yang penting dalemnya gak kurang satupun.

 

baru sampai, belum tahu kalau kopernya 'ketlingsut'

·····

 

Terima kasih TUHAN.  Kami yakin ENGKAU mengiring langkah kami, terbukti dalam kebingungan ENGKAU memberi ketenangan pada diri kami.

 

 

Tuesday, May 4, 2010

bye, bye

stockholm, 5 may 2010

masih jam 4:00 tapi udah gak bisa tidur.  jam 4:00 diluar sudah mulai terang.  jam terangnya makin panjang... mulai gelap jam 21:30.  laptop mas agni masih digelar di meja, tak nyalain, lampu meja tak matiin, gordijn tak buka.

sambil nunggu sambungan internet, aku menikmati suasana diluar yang masih sepiiii, bersih.  hanya ada beberapa burung-burung terbang mencari makan.  sekitar jam 5:15 ada satu orang, kemudian satu lagi jalan ke arah halte bus dan tram yang letaknya didepan hotel.  namanya halte, tapi bersih dan gak rusuh.  orang-orang masih berpakaian 'brukut' alias pakai jacket tebal dan syal....  berarti masih dingin, masih dibawah 10 derajat dan anginnya 'sribit-sribit'.  yang membuat tambah dingin itu sebetulnya anginnya ....

ketika aku sampai di negara 4 musim ini, pohon-pohon masih gundul.  orang-orang bilang, musim semi datang terlambat.  hari ini, ketika aku mau pulang, tunas-tunas daun mulai bermunculan.

suasana sepi dan udara yang duingin ini akan segera aku tinggalkan..... nanti sore terbang pulang..... ya, pulang ke serpong, ke rumah sendiri, yang walaupun 'sumuk', tapi menyenangkan.

TUHAN, dalam tuntunan tangan-MU kami serahkan perjalanan pulang kami.

 

kisah 'tolak angin' terakhir :p

april 29, dari kongsberg ke bergen

satu-satunya tolak angin yang tersisa.... tak sayang-sayang, kalau gak terpaksaaaaa sekali, gak akan saya minum.

perjalanan ke kota bergen lewat jalan pegunungan yang berbelok-belok, lewat terowongan-terowongan...  dan kebagian duduk di belakang..... wadhuh, baru saja berangkat perut rasanya sudah tak enak, mulai mual.   coba bertahan sampai betul-betul rasanya gak enak..... dan teringatlah daku pada 'the only tolak angin'

maka..... dengan sangat hati-hati, saya ambil tolak angin dari tas.... tak kocok, terus tak sobek dengan hati-hati.... langsung gleg-gleg..... tak lama kemudian .... brrreeeeppppp.... breeeeppppp (gelegekan) ..... anginnya keluar.... rasanya perut lega... mual hilang dan bisa tidur sebentar ..... dan dapat menikmati sisa perjalanan sampai ke bergen dengan perut hangat dan hati senang.

wes-ewes-ewes.... bablas angine .... memang nyata.....