Sunday, September 28, 2008

8th years old

September 28, 2008

 

Tadi pagi aku memandang tulisan panjang yang tergantung di kamarku.

Tulisan itu adalah ‘unique birthday card’ yang dibuat oleh keponakanku Trixie dan Dyan

Dibuat pada ulang tahunku yang ke 47 !!!

Mereka meletakkan gulungan kertas itu didepan pintu kamar tidurku, sebagai surprise gift.

Kartu itu kemudian aku gantung di kamar tidur.

Kata-katanya lucu-lucu.

Pantesan malam sebelumnya mereka cekikikan berdua.

 

Tadi pagi aku baru sadar kalau ‘usia’ kartu tersebut sudah 8 tahun, sudah sewindu.

Warna kertasnya sudah tidak putih lagi atau broken white, tapi sudah coklat.

Sudah mulai sobek-sobek di pinggir-pinggirnya.

Mau dibuang kok sayang – ada kenangannya.

Disimpen gak bisa, kertasnya sudah ‘mbedhel’.

Yessss,  sebaiknya di photo saja dan disimpan secara soft copy ….

 

 

Thursday, September 25, 2008

k'napa

k’napa sih musti seperti ini

yang bermula manis

bukannya harus berakhir manis pula?

ach angan-angan…..

 

ketakutan yang berlebihan

membuat suasana hati murung

yang berpengaruh pada perilakumu

wajahmu yang ayu, sekarang jadi layu

 

perilakumu pengaruhi suasana

semua jadi takut, bukan segan

semua jadi kaku, semua jadi beku

k’napa sih tidak bisa manis lagi

seperti pertama kali?

 

Wednesday, September 24, 2008

syukur

aku patut bersyukur ya TUHAN

pabila setiap pagi aku boleh menyaksikan

ciptaan-MU yang agung

matahari pagi yang mulai naik dan bersinar

bulat, besar, merah di timur

tersembul diantara pencakar-pencakar langit

oh indahnya ....

aku bersyukur untuk penglihatan ini

 

ketika sore hari dalam perjalanan pulang

dengan badan letih setelah bekerja

ENGKAU membolehkan aku

kembali menyaksikan matahari merah, bulat, besar

pelan-pelan turun di barat

walaupun terkadang terhalang rimbunnya pepohonan

dan rumah-rumah penduduk

aku tetap bersyukur

 

terima kasih TUHAN-ku

 

 

tik-tik-tik bunyi hujan

19:05 - 24 September 2008

tik-tik-tik bunyi hujan diatas genting

airnya turun tidak terkira

cobalah tengok dahan dan ranting

pohon dan kebun basah semua.....

 

terima kasih TUHAN, diberi hujan, yang menyegarkan tanaman dan juga udara

(*tarik nafas dalam-dalam - isi paru-paru dengan udara segar - bau tanah kering kena air*)

 

Monday, September 22, 2008

tidur di kebon

22 sep 08

 

hari ini saya baca multiply sepupu saya, dik Endah, tentang panen jagung di kebon-nya.  jadi ingat masa kecil, tidur di kebon.

berpuluh tahun lalu .... kala beta masih smp ..... hehehe

bapaknya dik Endah adalah oom Probo, yang adalah adik ibu-ku, punya kebon dipinggiran kota salatiga.  oom Probo mendirikan rumah panggung dari kayu di tengah-tengah kebon.  rumah panggung tanpa listrik, yang kalau malam pakai ’senthir’.  oom Probo suka ’nyepi’ untuk menulis.

rumah panggung ini sederhana.  ada teras dan ada kamar tidur.  dibawah ada kamar untuk yang jaga kebon, kamar mandi sederhana dan dapur.  tempat yang paling enak adalah duduk-duduk di teras atas, sambil ngobrol atau nyanyi-nyanyi , sambil menikmati pemandangan.  kelihatan rawa pening ber’background’ kota ambarawa dengan salib gereja katolik yang kelihatan samar-samar.  kalau malam, kelihatan lampu kota ambarawa kelap-kelip.

nah, suatu hari minggu sore pulang dari kebon bersama sepupu saya dik Widi dan Titik.  kami bertiga naik sepeda dan harus melewati ’bong’ (kuburan cina) .  kami tidak pernah takut melewati bong ini, selama masih terang .... hehehehe..... 

jalanan dari arah bong ke jalan besar menurun.  dari arah atas sepeda sudah saya rem setengah mati, tapi rem-nya tidak ’pakem’.  sepeda meluncur terussssssssss.... tidak mau melambat - wadhuh, sudah dekat jalan besar – piye iki.....  dari pada ketabrak mobil, terpaksa sepeda saya rem pakai kaki.... alias saya turun dari sepeda, dalam keadaan sepeda masih jalan....  akibat saya terpelanting dan ’nyrosot’, dan akibatnya kedua lutut dan tulang kering-ku bonyok, telapak tangan kiri-kanan babak-bundhas berdarah-darah tertancap batu - wadhuh sakittttt....  mau nangis malu....  dik Widi dan Titik tertawa geli antara kasian dan geli melihat saya jatuh gaya kodok, jadinya saya ikut tertawa juga.  okey, melanjutkan perjalanan pulang dengan rasa perih....

akhirnya sampai juga dirumah.  setelah mandi ibu membawa saya ke dokter untuk suntik anti tetanus, karena di salatiga banyak kuda yang memproduksi ’tlethong’ :D, yang katanya salah satu penyebab tetanus ...

paginya .... wadhuh .... kaki dua-duanya gak bisa ditekuk, kaku semua.  terpaksa saya kesekolah naik dokar.....  nasib, gara-gara ’rem blong’..... seminggu lebih saya gak bisa naik sepeda....

Tuesday, September 2, 2008

kemarin ...

bulan puasa gini ini, pulang kantor dengan jalanan macet sudah biasa.

hari senin (sep 1) perlu waktu 1.5 jam untuk sampai rumah.

menurutku itu masih ’termasuk normal’

sampai di kompleks pas bunyi azan magrib.

 

kemarin, selasa, 2 sep........... ampyunnnnn

sampai disepotong jalan arteri, antara lampu merah rs medika dan pengumben, perlu waktu 30 menit, padahal hanya 200 meter-an.

dan ternyata oh ternyata .....

gara-gara orang gak mau pada ngalah.... semua mau cepat

orang tetep jalan, nyrobot, walaupun lampu sudah merah.

akibatnya kendaran menumpuk ditengah per-4-an.

uwel-uwelan gak karuan 

polisi?  mana ada yang mau ngatur jalan.

kalau sudah ruwet gini, polisi malah sembunyi kan?

 

sopir taxi bilang: ”bu, saya yakin, yang arah pengumben-joglo pasti sepi.”

”kok bisa memprediksi begitu pak?”, kataku.

”pasti bu, karena jalur kanan ketahan gak ada gerakan”, katanya.

 

ternyata bener, begitu belok kiri ........... merdeka-merdeka ....

jalanan didepan kami kosong – song – song.

sementara jalur lawan penuh kendaraan yang gak bergerak....

kenapa sih, gak mau nurut aturan.

kalau teratur dan nurut traffic light kan enak buat semua.

 

sampai dirumah jam 6:15pm saja – hampir 2 jam!!!

lemes .... mabok rasanya.